Minggu, 03 Januari 2010

KERUSAKAN DIMUKA BUMI



Allah swt telah menciptakan manusia secara sempurna dan begitu juga alam dan se-isinya. Allah swt menciptakan semuanya secara seimbang maka sudah seharusnya bahwa alam yang sekarang menjadi tempat berlangsung nya kehidupan kita adalah alam yang baik,bagus dan seimbang, karena pada awalnya allah swt menciptakannya seimbang. Mengapa pada saat ini seringkali kita melihat terjadi kerusakan alam di bumi allah ini ? apa yang menyebabkan itu semua terjadi ? apakah allah yang menyebabkan alam ini menjadi tidak seimbang ? ataukah tangan-tangan manusia yang merusak bumi allah ini yang tadinya seimbang menjadi mengalami kerusakan ?

Pada awal penciptaan manusia Allah swt telah memuliakan Bani Adam (manusia) Allah swt telah memuliakan Bani Adam dengan ilmu

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. 17:70)

Di ayat ini menjelaskan bahwa pada awalnya penciptaan Bani Adam (manusia) adalah sebuah makhluk yang mulia dengan bahasa allah “dan sesungguhnya allah telah memuliakan anak-anak Adam” berarti manusia adalah suatu makhluk yang allah muliakan dan jika manusia merupakan makhluk yang mulia apakah mungkin manusia merusak bumi allah ini ?. Ayat ini menjelaskan bahwa allah telah mengangkat Bani Adam di darat dan di laut dalam konteks ini Allah swt telah memuliakan Bani Adam untuk dapat menjalani kehidupan/mengelola kehidupan baik di darat maupun di laut, dan Allah swt berikan semua kekuasaan itu kepada Bani Adam yang mulia. Manusia adalah makhluk Allah swt yang dilebihkan atas kebanyakan makhluk yang telah Allah swt ciptakan, ini menandakan bahwa Bani Adam benar-benar Allah swt berikan kemuliaan kepada mereka semua dibanding makhluknya yang lain.

Lalu Allah swt telah menempatkan Bani Adam di bumi allah ini dengn segala fasilitas yang ada untuk kebutuhan hidup manusia

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (QS. 7:10)

Allah swt telah menyediakan bagi manusia sumber penghidupan di bumi allah ini, maka banyak dari manusia sekarang yang masih merasa kekurangan dan tidak mampu untuk makan sangat bertentangan dengan ayat ini, padahal di ayat ini Allah swt telah menyediakan bagi manusia sumber penghidupan. Ketidakseimbangan itu pasti ada salah satu penyebab yang menjadikan itu semua, karena perbuatan tangan manusia sendiri, maka di ayat tersebut di akhir ayat nya allah berfirman, “Amat sedikitlah kamu bersyukur”, karena sifat manusia yang sedikit sekali bersyukur jika memperoleh sesuatu yang ia inginkan dan jika ia telah mendapatkan nya maka ia akan terus merasa kurang dan kurang karena keinginannya mendapatkan lebih dari itu.

Kehidupan kita sekarang ini telah mengalami kerusakan baik fisik maupun moral, bumi allah telah menjadi rusak yang pada awalnya Allah swt ciptakan sempurna dan seimbang begitu juga dengan moral manusia yang telah rusak yang pada awalnya Allah swt muliakan manusia dari makhluk Allah yang lain.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. 30:41)

Allah swt telah menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi pada zaman kita saat ini adalah kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, bahkan lebih dari itu Allah swt menyebutkan “sebagian” jadi kerusakan yang tampak di dalam kehidupan kita saat ini hanyalah sebagian dampak dari perbuatan tangan kita manusia. Manusia adalah penyebab utama terjadinya kerusakan di muka bumi ini maka dai itu bukanlah kesalahan Allah swt jika terjadi kerusakan di muka bumi karena pada awalnya Allah swt menciptakan nya sempurna dan seimbang, tetapi manusialah yang menyebabkan kerusakan dan ketidakseimbangan bumi allah saat ini. Allah swt menunjukkan akibat dari perbuatan tangan manusia semua ini agar manusia dapat melihat dan sadar atas apa yang telah ia lakukan bahwa pada dasarnya yang dilakukan oleh manusia adalah kerusakan dan agar dia kembali ke jalan yang benar.

Jika kita telah berada dalam kondisi yang telah rusak seperti ini baik secara fisik maupun moral apa yang harus kita lakukan untuk membuatnya kembali lagi seimbang dan membuat manusia kembali lagi sebagai makhluk yang mulia yang dilebihkan dari makhluk yang lainnya ?

Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (QS. 30:42)

Allah swt berfirman “Adakanlah perjalanan di muka bumi” disini yang perlu kita perhatikan perjalanan apa yang perlu kita lakukan yang dengan melakukan itu kita dapat meperbaiki kerusakan di muka bumi yang telah terjadi ? kadangkala di di indonesia kita sering menganggap beribadah kepada Allah swt hanya sekedar ritual saja, dan tidak aktualisasi dalam kehidupan kita, padahal Rasul saw dan Ahlulbaitnya telah memberikan banyak contoh pada kita bahwa Islam tidak hanya sekedar ritual tapi bagaimana mengaplikasikan nya dalam kehidupan kita. Kebanyakan dari kita hanya mencontoh dari sisi ritual nya saja kepada Rasul saw dan Ahlulbait walaupun itu tidak salah tapi ada bagusnya jika kita mengaplikasikanya di dalam kehidupan kita seperti kehidupan Rasul saw dna Ahlulbaitnya. Imam ali as selalu membagikan makanan kepada anak yatim dan orang yang sudah berusia lanjut pada malam hari dengan membawa karung, dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa “perjalanan” yang dibawa oleh ahlulbait bukanlah perjalanan yang sekedar membayar infaq atau zakat, tetapi imam Ali as sendiri yang membagikannya ke pintu-pintu rumah sehingga orang yang diberi dapat melihat kebesaran Allah swt karena imam Ali yang memberi rela pada malam hari datang ke pintu-pintu rumah orang-orang itu. Pada zaman kita saat ini sangat sekali orang yang mengikuti contoh seperti Rasul saw dan Ahlulbaitnya, kebanyakan dari kita justru hanya mau membayar infaq yang besar dan menginformasikan kepada khalayak ramai bahwa fulan bin fulan telah menyumbang sebesar ...... dan kita hanya menyuruh orang untuk membagikan nya ke rumah-rumah orang yang tidak mampu dan orang yang menerima makanan itu akan melihat bahwa bukan allah yang besar tapi yang memberinya itu (fulan bin fulan) yang besar, lain dengan imam Ali as yang memberi sekaligus yang mengantarkannya sehingga orang-orang itu tidak melihat imam Ali as dalam hal harta tapi dia melihat bahwa Allah swt yang “Maha Besar” dan justru disinilah terlihat bagaimana kebesaran manusia yang mulia yaitu Ahlulbait nabi.

Contoh lain atas “perjalanan” yang telah dilakukan Rasul saw dan Ahlulbait nabi yang patut kita contoh dan kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah “Perjalanan suci Imam Husein as” bagaimana Imam Husein as telah melihat “kerusakan di muka bumi” (QS. 30:41) lalu Imam Husein as mengadakan perjalanan sucinya, “adakanlah perjalanan di muka bumi” (QS. 30:42). Imam Husein as bersabda,

“Aku bangkit menentang bukan untuk melakukan penindasan, pelanggaran hukum, korupsi, bersenang-senang, dan menyombongkan diri, namun aku bangkit menentang semata-mata demi memperbaiki urusan umat kakekku dan untuk memenuhi kewajibanku menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran, sebagaimana jejak ayahku dan kakekku Rasulullah saw”

Jadi, perjalanan suci Imam Husein as ke Karbala adalah untuk memperbaiki kehidupan yang telah dirusak oleh Yazid pada saat itu, buka karena untuk melakukan penindasan dan lain-lain tapi karena kewajiban kita untuk melakukan perjalanan tersebut demi mepertahankan Islam.

Pada zaman Rasul saw adalah zaman “Jahiliyah” tetapi jika kita kembalik ke sejarah bahwa justru pada zaman Rasul saw ini semenanjung arab merupakan salah satu negara yang paling maju sehingga ia dapat menguasai negara-negara sekitarnya. Lalu mengapa Allah swt menyebutnya “Jahiliyah” (bodoh) ? kita harus kembali menengok ke sejarah bahwa pada zaman Rasul saw semua orang mengerti sapa itu nabi Ibrahim as bahkan mereka membangga-banggakan bahwa mereka keturunan Nabi Ibrahim as berarti bahwa mereka telah mengenal Allah swt yang telah dibawa oleh Nabi Ibrahim as maka dari itu “Ka’bah” menjadi pusat tempat aktivitas ritual Bani Arab pada zaman itu. Bani arab merupakan negara yang maju dan mereka mengetahui sapa itu Nabi Ibrahim as dan mereka jelas mengetahui ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim as maka dari itu mereka tetap menjaga ritual-ritual mereka di Ka’bah, lalu apa yang menyebabkan mereka disebut oleh Allah swt “Jahiliyah” ? karena mereka telah melupakan “perjalanan” yang telah dibawa oleh Nabi Ibrahim as dan tujuan perjalanan dari nabi-nabi sebelumnya mereka hanya mempertahankan ritualya saja tanpa pengaktualisasikan didalam kehidupan sehingga Bani Arab pada zaman itu hanya bangga melaksanankan ritual-ritual disekitar ka’bah dan membangga-banggakan keturunan dari Nabi Ibrahim as tanpa mencontoh perjalanan dan tujuan apa yang dibawa oleh nabi Ibrahim as dan nabi-nabi sebelumnya.

Bani arab yang disebutkan oleh allah “Jahiliyah” tersebut sama saja dengan kondisi kita saat ini bahkan bisa dibilang bahwa kondisi kita pada saat ini lebih rusak dibandingkan pada zaman Rasul saw. Contoh : pada zaman Rasul saw anak kecil baru lahir dari prut ibunya langsung dibunuh sedangkan pada zaman kita sebuah janin yang masih diperut ibu sudah dibunuh. Ini menandakan bahwa kehidupan kita pada zaman ini jauh lebih rusak dan jauh lebih Jahiliyah dari Bani Arab dahulu. Semua ini terjadi karena kita lupa melihat dan menerapkan dalam kehidupan kita “Perjalanan” yang dibawa oleh Rasul saw dan Ahlulbait, maka yang akan terjadi hanya kerusakan di muka bumi dan satu-satunya jalan untuk memperbaiki kerusakan tersebut adalah dengan hanya kita kembali untuk mengambil contoh dari Rasul saw dan Ahlulbait untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-sehari untuk meneruskan perjalanannya dan untuk menyiapkan diri kita masing-masing sebagai pembantu perjalanan dari sang Imam Zaman yaitu Imam Mahdi (semoga allah mempercepat kemunculannya), karena hanya dengan meneruskan perjalanan Rasul saw dan Ahlulbait lah kerusakan dimuka bumi dapat di hapuskan

0 komentar to “KERUSAKAN DIMUKA BUMI”

Posting Komentar

Five-Star Ratings Control

 

Levi Yamani Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger